Friday, January 15, 2010

Mutiara Iman


Iman umpama mutiara yang dianggap bernilai di sisi manusia.
Iman bagai mutiara yang tersimpan nun jauh di dasar laut membiru.
Semakin lama ia terpendam di dasar lautan,semakin tinggi nilainya.
Semakin menjadi rebutan insan.
Semakin ramai yang mendambakan.

Begitulah juga yang dinamakan IMAN.
Letaknya di satu sudut bernama hati seorang hamba lemah.
Percaya pada KhaliqNYA,membuatkan keraguan tidak sempat singgah menjenguknya.
Lidah kian lancar meratib Asma’NYA penuh rasa cinta.
Nikmat sihat yang dipunya bebas membiarkan diri mengabdi sepuasnya.

Musim silih berganti.
Menemankan insan,mewarnai sebuah kehidupan.
Bagai musim semi yang menggantikan kehangatan,bagai musim bunga yang bertukar kekuningan menunggu saatnya untuk gugur menyembah bumi,
Begitulah iman yang dipunyai manusia.
Adakalanya bertambah,ada waktu ia berkurang.




(Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (kerananya) dan kepada Tuhan-lah mereka bertawakal) 8:2

(Dan Allah akan menambah petunjuk kepada mereka yang telah mendapat petunjuk. Dan amal-amal saleh yang kekal itu lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu dan lebih baik kesudahannya)19:76

Saban hari diri ini bernafas,menghirup udaranya.
Saban hari juga diri masih mampu melihat,mendengar,merasa,berkata-kata menyusan bicara..
Menyedari bahawa segala nikmat ini diberi tanpa ada tanda harga..
Manik jernih mengalir deras.Pemurahnya ALLAH SWT pada hambanya yang sering saja alpa. Lupa diri! Sombong!
Keinsafan dikala itu membaluti sekujur tubuh.
Kesyukuran di rafa’ tinggi tanpa ada satu pun yang layak selainNYA.
Keinsafan itu membuat diri bersyukur.Nikmat iman..manis sekali..

Mehna dan dugaan yang telah tertulis,acapkali membasahkan kelopak mata.
Bukan merungut..
Apa lagi tidak redha..Jauh sekali..
Segala kedukaan,kekecewaan hanya ingin diluah segala.
Hanya mahu diadukan semua.Pada Dia bernama ALLAH..
Sungguh lemah dia yang bernama diri!
Kesal..mengapa tidak sekuat insan lain?
Dimana letaknya iman ketika ini?
Istighfar..Istighfar lagi..lagi..

Iman itu umpama mutiara?
Tidak!Tidak sama sekali..Malah jauh lebih mahal dan bernilai dari itu.
Ketaqwaan itu menjadi maharnya.
Kalau pun iman itu bagai mutiara,pastikan bukan mutiara biasa.
Biar ia jadi mutiara yang bersendirian jauh di dasar lantai lautan.
Berdua bercinta dengan TuhanNYA.
Biar ombak deras memukul,semakin teguh ia bertahan..










No comments:

Post a Comment