Sejauh mana usaha dan tekad diri untuk menjadi 'pencerah' umat hari ini..?
"Apakah kita rela melihat umat kita berserakan dan lari, menjauh dari agama ..hanya kerana kita salah memberikan pengertian?"
''Seorang pemimpin yang baik di mata Allah, tidak akan meninggalkan keluarganya..apatah lagi umatnya''
''Jika kita tidak mulai, negeri ini akan hancur!''
''Seorang pemimpin yang baik di mata Allah, tidak akan meninggalkan keluarganya..apatah lagi umatnya''
''Jika kita tidak mulai, negeri ini akan hancur!''
'Sang Pencerah' memulai kisah perjalanannya dengan menilik kelahiran seorang bayi lelaki bernama Muhammad Darwis di dalam sebuah keluarga Jawa yang memiliki latar belakang lingkungan beragama Islam yang sangat kuat. Dalam pertumbuhannya, Darwis sering merasa aneh dengan kebiasaan lingkungannya yang seringkali mencampuradukkan kegiatan agama dengan berbagai kegiatan yang berbau mistik.
Hal inilah yang kemudian menarik perhatian Darwis untuk mempelajari Islam lebih lanjut. Di usianya yang ke-15, Darwis, dengan izin orang tuanya, pergi ke Mekkah untuk menunaikan ibadah haji, sekaligus mempelajari Islam langsung di tempat kelahiran agama tersebut. Lima tahun berselang, Darwis dewasa kembali ke kampung halamannya di Yogyakarta. Sesuai dengan kebiasaan mereka yang baru kembali dari Mekah saat itu, Darwis merubah namanya menjadi Ahmad Dahlan.
Kondisi lingkungannya sendiri, yang saat itu berada di bawah bayang-bayang penjajahan Belanda, masih sama dengan ketika ia meninggalkan Yogyakarta. Banyak ajaran Islam yang dalam pelaksanaannya semakin melencong dari apa yang telah disuratkan dalam Al-Qur'an mahupun Al-Hadits. Tak tinggal diam, Ahmad Dahlan mulai secara perlahan menyedarkan masyarakat sekitar mengenai kesalahan yang telah mereka lakukan. Tentu saja, merubah sesuatu hal yang telah menjadi semacam adat di dalam sebuah kelompok bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan.
Ahmad Dahlan sendiri sempat mendapatkan kecaman dari seorang kiyai penjaga tradisi, bahkan sering dituduh sebagai seorang kiyai yang sesat. Namun atas dukungan penuh isterinya, keluarga, dan beberapa orang murid setianya, Ahmad Dahlan terus berusaha menegakkan akidah, termasuk dengan bekerjasama dengan organisasi moden yang banyak dinilai merupakan kelompok kafir oleh lingkungannya.
KREDIT untuk filem ini!
No comments:
Post a Comment